Pemimpin dalam Organisasi

Gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi

Kepemimpinan adalah sebuah nilai yang dimiliki oleh semua orang. Apakah kriterianya? Jika seseorang dapat membuat sesuatu menjadi sesuatu itu sendiri. Gaya kepemimpinan seseorang bukan hanya bergantung pada watak atau jabatan seorang pemimpin saja, tetapi ada kencendrungan dari seseorang pemimpin untuk menggunakan gaya kepimpinanan yang berbeda-beda dalam menghadapi bawahan yang beraneka ragam tingkat kedewasaannya. (Baca artikel sebelumnya : https://www.senopatieducationcenter.com/online/pemimpin-dan-kepemimpinan-dalam-organisasi/ )

Gaya Kepimimpinan

Gaya kepemimpinan mengacu pada perilaku dan ciri pemimpin saat mengarahkan, memotivasi, membimbing, serta mengelola sekelompok orang. Pemimpin hebat mampu menginspirasi gerakan dari sebuah organisasi, politik serta perubahan sosial. Mereka juga bisa memotivasi orang lain untuk tampil, berkreasi, serta berinovasi.

Dari penjabaran diatas jelas gaya kepemimpinan seseorang dapat berbeda-beda, bahkan seorang pemimpin harus mencari gaya yang pas dan jitu untuk dirinya sendiri sesuai dengan situasi yang akan dia pimpin mengingat pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin dan mempunyai wataknya sendiri.

Pemimpin dan Kepemimpinan
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay

Kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan serta kedewasaan bawahannya sangat berpengaruhpada gaya yang dipilihnya dalam memimpin dan pada akhirnya akan mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki.

Jenis dan ragam Gaya Kepimpinan

Kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan mendalami kemampuan serta kedewasaan bawahannya sangat berpengaruh pada gaya yang dipilihnya dalam memimpin dan pada akhirnya akan mempengaruhi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Untuk memahami dan akhirnya memilih jenis gaya kepimpinan yang pas, mari kita lihat secara garis besar jenis kepemimpinan yang ada di dunia ini.

Jenis Kepemimpinan secara umum

Secara umum, jenis kepimimpinan yang ada di dunia ini antara lain :

  • Kepimpinan yang demokratis : Gaya kepemimpinan yang demokratis memungkinkan bawahan untuk menyampaikan masukan kepada pimpinannya, Pemimpin tetap sebagai pemegang keputusan akan terakhir. Bawahan berhak untuk memberikan masukan dan keluh kesah dalam pekerjaannya. Dibutuhkan kemampuan mendengar dari seorang pemimpin di sini, bukan hanya basa-basi semata, tetapi mendengar untuk mengambil yang terbaik dengan mempertajam intuisinya sebagai seorang pemimpin. Walaupun gaya kepimimpinan ini populer akan tetapi dibutuhkan wawasan luas dan ketelitian dari pemimpin dalam menerima saran, menolak, mempertimbangkan dan mengambil tindakan.
  • Kepemimpinan Otokratis : Gaya kepemimpinan Otokratis ini merupakan antagonis dari gaya kepemimpinan demokratis. Layaknya seorang raja pada gaya ini, pemimpin tidak wajib mempertimbangkan masukan berasal bawahan. Pemimpin pribadi memberikan perintah kepada bawahan tentang apa yg harus dilakukan. Pemimpin yang menggunakan gaya ini banyak bertumbangan dan rentan kehilangan anggota, rasa memiliki bawahannya hanya sebatas pada seberapa menguntungkannya si pemimpin tersebut bagi anggotanya. Bahkan lebih dari itu, sejarah telah mencatat peristiwa kudeta sampai pengkhianatan dengan gaya seperti ini.
  • Kepemimpinan Transformasional : Salah satu ciri khas dari Gaya kepemimpinan ini selain memberi tugas harian kepada bawahannya, Pemimpin cenderung memacu bawahannya untuk meningkatkan hasil dan tujuan dengan memberikan tugas-tugas tambahan bahkan terkadang di luar kesepakatan yang tertuang pada kesepakatan organisasi awalnya. Tingkat kesulitan tugas yang dberikannya bertambah serta tenggat waktunya diperpendek. Gaya kepemimpinan ini terasa cocok untuk organisasi yang selalu ingin berkembang. Akan tetapi, selain dapat menimbulkan prasangka dari bawahnnya, bagi yang tidak mampu mengikuti laju perkembangan kepimpinan gaya ini akan tersisih atau meninggalkan sang pemimpin, padahal bisa jadi orang itu adalah orang yang loyal dan memiliki potensi baik dalam organisasi tersebut.
  • Kepemimpinan Transaksional : Gaya Kepemimpinan ini pada umumnya mengutamakan sistem penghargaan di operasionalnya, seperti reward dan punishment. Pemimpin menyampaikan sasaran kepada anggota organisasi baik departemen ataupun divisi, jika target yang diberikan terlampaui maka ada penghargaan tambahan, Jika target tak terpenuhi akan terdapat konsekuensi. Anugerah insentif bisa dipergunakan menjadi pedoman kiprah dan motivasi dalam organisasi yang mengutamakan pencapaian sasaran kuantitas.
  • Kepemimpinan Birokratif : Gaya Kepemimpinan ini cenderung mengikuti hukum, bahkan tradisi, organisasi secara kaku. Kepemimpinan ini terbentuk sebab kondisi yang dirasa stabil pada organisasi serta kondisi ini harus dipertahankan. Masukan dari anggota organisasi hanya mampu diterima. Usulan baru yang mungkin sangat bagus untuk kemajuan organisasi sulit diterima karena selalu merasa belum teruji dan hanya akan mendatangkan kerugian. Gaya Kepemimpinan ini tidak dapat mengembangkan indvidu yang ada di dalamnya.
  • Kepemimpinan Delegatif : Gaya kepemimpinan ini biasa disebut laissez-faire di mana pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dengan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja sehingga tidak terarah dan memudahkan untuk mencari kambing hitam ketika ada masalah dalam pelaksanaannya. Pemimpin yang baik tetap harus mempunyai power dan siap mengambil tanggung jawab penuh, jadi untuk gaya kepimpinan seperti ini dibutuhkan rasa dan kebijaksanaan yang kuat dari pemimpinnnya agar suasana organisasi menjadi hidup. Jika tidak, terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah karena merasa tidak ada kepemimpinan dalam organisasinya.
  • Kepemimpinan Partisipatif : Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya. Akan tetapi jika Pemimpin menerapkan prinsip Fasilitator, Energizer dan Motivator (F.E.M) secara tepat dan benar maka gaya kepemimpinan seperti ini akan sangat efektif.
  • Kepemimpinan Karismatik : Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik. Karisma tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mumpuni, jam terbang yang yang ia miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia inginkan. Gaya kepimpinan seperti ini hasil dari kepimpinan yang selalu menerapkan fungsi Fasilitator, Energizer dan Motivator. Tentunya ketokohan sangat berbeda dengan karismatik.
  • Kepemimpinan Situasional : Gaya kepemimpinan seperti ini dengan ditunjang oleh karismatik akan sangat relevan dipakai dalam dunia modern saat ini. Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas. Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Pada tulisan selanjutnya kami akan membahas bagaimana Gaya Kepimpinan situasional ini dapat membantu kita semua dalam memimpin atau menggerakan sebuah organisasi apapun bentuknya.

Kesimpulan

Manusia adalah Khalifatullah Tuhan di dunia. Setiap manusia terlahir dengan karakter sebagai pemimpin, memimpin sebuah organisasi berati juga memimpin para pemimpin, minimal adalah pemimpin rumah tangga dan pemimpin atas dirinya sendiri.

Gaya Kepimimpinan jelas sangat dibutuhkan bagi semua orang, apapun bidang organisasi ataupun jabatannya dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan seseorang bukan ditentukan oleh ketokohan semata, akan tetapi dibutuhkan jam terbang, kemampuan mendengar dan bagaimana sesorang bisa menjadi Fasilitator, Energizer dan Motivator bagi orang lain.

Gambar oleh John Hain dari Pixabay

Gaya Kepimimpinan yang akan relevan seiring dengan berjalannya waktu adalah gaya kepemimpinan situasional dan karismatik. Mencontoh dan belajar bagaimana cara memadukan, memilah dan menempatkan gaya kepemimpinan pada situasi-situasi yang berbeda sangat penting dan sekaligus tidak mudah. Maka dari itu tetaplah belajar karena pada akhirnya setiap orang harus menjadi dirinya sendiri.

Penutup

Demikian tulisan atau artikel ini kami buat. Apabila ada penulisan atau penjabaran yang salah dalam artikel ini mohon dimaafkan. Kesempurnaan hanya milik sang Pencipta. Masukan, saran, kritik dan pertanyaan akan sangat senang kami terima untuk kemajuan dan pembelajaran kita bersama. Silahkan ketik di kolom komentar.

Sampai jumpa di artikel atau tulisan selanjutnya.

Sumber pustaka :

  • 13 Konsep Beyond Leadership, Djokosantoso Moeljono, PT Elex Media Komputindo.
  • https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2022/02/04/gaya-kepemimpinan-yang-baik/
  • https://www.futuready.com/artikel/entrepreneurship/gaya-kepemimpinan/

Baca juga :

Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?