Virus Corona dapat menular melalui mata: Penelitian

Selain hidung, mulut, dan tenggorokan, mata merupakan pintu masuk bagi virus korona baru untuk menjangkiti manusia, demikian temuan sebuah studi dari Univervitas Hong Kong.

Studi yang dibuat publik pada Jumat silam juga menemukan bahwa Sars-Cov-2—galur dari virus korona yang menyebabkan penyakit COVID-19 dapat menular 100 kali lipat dari virus SARS (Sars-Cov) dan virus flu burung seperti H5N1, seperti dikabarkan kantor berita Xinhua.

Tim peneliti yang dipimpin Dr Michael Chan Chi Wai, seorang profesor dari Fakultas Kesehatan Publik Universitas Hong Kong, menemukan bahwa virus korona baru ini lebih efisien bagian konjungtiva manusia—yakni lapisan tipis yang berada di permukaan mata dan saluran pernapasan bagian atas. Level infeksi dari virus korona ini dapat dibandingkan dengan virus H1N1, penyebab flu babi, yang menyebabkan wabah pada 2009.

“Hal ini menjelaskan kenapa tingkat penularan COVID-19 lebih tinggi dari SARS. Studi ini juga menggarisbawahi fakta bahwa mata merupakan pintu masuk infeksi Sars-Cov-2 bagi manusia,” ujar Dr Chan, seperti dikutip South China Morning Post.

Tim riset ini sebelumnya menemukan bahwa virus korona dapat hidup sampai tujuh hari pada permukaan yang halus seperti baja tahan-karat (stainless steel), gelas, dan plastik. Hal inilah yang menyebabkan manusia dapat terinfeksi setelah tangan mereka menyentuh permukaan dari bahan-bahan ini dan kemudian menyentuh muka.

Temuan teranyar menegaskan saran dari ahli kesehatan publik yang menyatakan orang-orang dapat mengurangi risiko tertular penyakit dengan mencuci tangan secara rutin dan tidak menyentuh wajah sendiri, guna menghindari transfer virus secara tidak sengaja dari saluran-saluran tubuh yang ada di wajah.

Studi ini dimuat di jurnalThe Lancet Respiratory Medicine ketika jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai empat juta kasus dengan jumlah kematian mencapai 271,000 pada Jumat.

Wabah SARS pada 2002 dan 2003 menginfeksi 8,100 di seluruh dunia dan mengambil 774 nyawa.

Dr Chan mengatakan: “Walaupun ada tanda-tanda wabah COVID-19 sudah mulai stabil di Hong Kong, situasi di seluruh dunia masih serius. Setiap hari masih ada kasus baru yang dilaporkan seperti di Rusia dan Eropa. Kita tidak boleh lengah.”

Menurut SCMP, diasumikan bahwa pada tahap-tahap awal krisis virus korona seluruh tim medis harus melindungi diri dengan masker N95 dan alat pelindung diri tanpa kacamata spesialis. Temuan terbaru dari tim Dr Chan menantang asumsi tersebut.

Para ilmuwan yang telah meneliti sumber virus mengatakan awal mula persebaran adalah dari seekor binatang dan mulai menjangkiti populasi manusia pada November.

SCMP melaporkan ahli pernapasan beken dari Universitas Beijing, Dr Wang Guangfa, dicurigai tertular virus korona melalui matanya.

Dilaporkan pada Januari, Dr Wang menunjukkan gejala-gejala demam dan penyakit selesema sekitar tiga jam setelah mengalami peradangan lapisan mata di salah satu matanya setelah pulang dari Wuhan. Belakangan, Dr Wang terkonfimasi terkena penyakit COVID-19.

Artikel ini pertama kali muncul di The Strait Times, anggota Asia News Network dan mitra media The Jakarta Post.

( Sumber dan terjemahan dari : https://www.thejakartapost.com/life/2020/05/09/eyes-are-important-route-for-coronavirus-to-infect-humans-study.html )

Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?