Pengelolaan kelas efektif – Prinsip dan Masalah !

Dear all

Seperti yang telah di bahas pada tulisan sebelumnya, walaupun terkesan sederhana akan tetapi masalah pengelolaan kelas ini jelas bukanlah sebuah tugas yang ringan. Seluruh faktor yang tidak dapat terselesaikan oleh sang guru sebagai nahkoda di kelasnya akan berdampak pada tujuan akhir kelas tersebut. Faktor-faktor ini tentunya ada berasal dari dalam maupun dari luar, yaitu :

  • Faktor dari dalam erat hubungannya dengan emosi, pikiran serta tingkah laku. Keperibadian murid sangat beragam dan terbilang unik. Mereka mempunyai ciri khas masing-masing. Hal ini juga akan berpengaruh pada psikologis masing-masing dari mereka. Pengelolaan kelas yang baik seharusnya bisa membuat mereka menjadi diri sendiri dan mengarah kepada kebaikan sesuai dengan tujuan kelas itu sendiri.
  • Faktor yang berasal dari luar tentunya akan berkaitan dengan suasana lingkungan kelas itu sendiri. Selain itu penempatan, pengelompokan, jumlah dan pemetaan lainnya akan sangat membantu sang guru untuk mengatur strategi pengelolaan kelas.

2019-12-25-23-02-09Pada prinsipnya ke-2 faktor diatas adalah hal-hal yang memang akan menjadi tantangan abadi bagi sang guru. Apapun kurikulumnya, kecanggihan dunia belajar mengajar dan lainnya akan selalu berbanding lurus dengan faktor-faktor ini. Untuk itulah maka diperlukan pendekatan-pendekatan untuk memperkecil gangguan-gangguan yang ada. Secara umum prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini sering dijalankan oleh sobat guru, bahkan penerapannya akan sangat bervariasai tergantung dari kreativitas sang guru.

Prinsip-prinsip ini dapat dikelompokkan secara global atau dengan kata lain  semua prinsip ini kembali mengacu kepada fungsi guru yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu Fasilitator, Energizer dan Motivator (F.E.M). Mari kita habarkan satu per satu :

  • Fasilitator

Prinsip ini harus terus melekat pada sang guru dimana aplikasinya adalah :

  1. Suasana belajar yang nyaman dan bersahabat : Suasana ini sangat dibutuhkan bukan? suasana bersahabat dan akrab akan membangkitkan gairah, gairah akan menyebabkan terbentuknya motivasi. Sang guru dapat membuat suasana seperti ini dengan melakukan berbagai riset pada kelasnya. Misalnya setelah diamati, ternyata hobi kebanyakan murid di kelas nya adalah dance K-Pop, dengan demikian apa salahnya kalau nuansa kelas juga diikuti oleh minat mereka. Intinya, masuklah kepada dunia mereka, ingat guru juga pernah berada pada posisi mereka, jadi bisa membayangkan bagaimana kategori kelas yang nyaman dan bersahabat. Tentunya hal ini aka berbeda setiap kelas.
  2. Kelas yang penuh tantangan serta bervariasi: Terkadang banyak dari kita yang menganggap bawa kelas yang tidak berisik, murid-murid diam, guru berbicara terus adalah sebuah suasana kelas yang positif. Perlu diingat bahwa Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) harus berlangsung 2 arah bukan? bayangkan jika sebuah kegaduhan yang berisi suara anak-anak bertanya, berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan guru, bergantian maju untuk ikut menyimpulkan isi pelajaran, saling beradu argumen akan jawabannya dan sebagainya. Apakah ini bukan suasana yang positif? Ya, prinsipnya semua manusia termasuk murid memerlukan sebuah tantangan! Kelas akan monoton jika secara rutin hanya berlangsung monoton. Harus ada faktor tantangan dari hari ke hari. Tantangan pun tidak bisa dilakukan hanya dengan 1 variasi kegiatan, harus terukur sesuai dengan tujuan dari kelas tersebut.
  • Energizer

Dalam pengertiannya Energizer bisa diartikan someone who imparts energy and vitality and spirit to other people yang bisa diartikan seseorang yang memberikan energi dan vitalitas dan semangat kepada orang lain.  Sebagai energizer, sang guru adalah nyawa dari kelasnya, aplikasi secara umum dapat berupa :

  1. Sikap dan Fleksibel : perilaku guru akan mempengaruhi keadaan kelas. Fleksibelnya sang guru dalam mengajar akan dapat mengubah arah suasana kelas tersebut. Tentunya kita sama-sama mengetahui bahwa ketika guru marah maka akan berdampak pada suasana kelas yang mencekam, ketika guru memberikan guyonan sederhana maka suasana akan cair, demikian juga ketika guru memberikan ice breaking 1  Prinsip dasar pengelolaan kelas ini akan sangat melekat pada guru, karena memang guru adalah pemeran utamanya.
  2. Positif dan disiplin : Seorang guru adalah pendidik yang dihandalkan. Tugas utamanya memang memberikan pendidikan. Tentunya dengan fungsinya sebagai seorang Energizer dan Fasilitator dampak positif dan penerapan disiplin dapat dilakukan secara menyenangkan. Guru harus tunduk pada hukum alam yang menyatakan lakukan dulu baru mengajarkan. Guru yang telah terlebih dahulu menerapkan hal-hal positif dan disiplin secara otomatis akan menularkan ke murid-muridnya.
  • Motivator

Guru adalah motivator alami. Berbagai motivasi yang diberikan sang guru akan sangat tepat sasaran jika seiring dengan pengelolaan kelas yang efektif. Dengan adanya fungsi motivator yang berjalan bersamaan dengan fasilitator dan energizer, maka kreativitas guru akan semakin dashyat, bahkan tidak terbendung. Seperti :

  1. Keterampilan dalam mencipta, menjaga dan memelihara kondisi kelas optimal :  Seperti kita ketahui, banyak teknik mengajar yang telah dipaparkan oleh para ahli. Semua teknik itu dapat kita padukan ataupun dipilah-pilah sesuai keadaan. Teknik ini harus dilakukan dengan fleksibel dan penuh dengan kata-kata motivasi. Pada prakteknya guru dapat menciptakan momen khusus untuk memotivasi anak, di saat materi sedang berlangsung, dengan sebuah kegiatan yang menyenangkan dan sebagainya.
  2. Keterampilan dalam menghadapi masalah dan resiko :  Masalah dan dampaknya pasti ada, akan tetapi guru sesuai dengan fungsinya akan tanggap dalam menghadapi dan mencari solusinya.

Masalah akan selalu ada, untuk itulah kita hidup, yaitu untuk menghadapi masalah demi masalah dan mencari jalan keluarnya, lalu mengambil hikmahnya. Masalah juga akan selalu ada dalam pengelolaan kelas. Berbagai masalah itu jika diambil secara umum diantaranya :

  1. Adanya sekat-sekat dalam anak murid, seperti kelompok-kelompok yang menghambat dalam kesatuan dan persatuan didalam kelas.
  2. Ribut tidak terarah, berjalan kesana kemari, mengobrol dan sebagainya.
  3. Bullying, saling bermusuhan antara kelompok, saling merendahkan dan lainnya.
  4. Perilaku individu yang negatif menyebar ke murid lainnya tidak mengapa jika perilaku itu negatif. Semuanya membiarkan bahkan menirunya.
  5. Mudah bereaksi terhada hal-hal kecil, seperti ketika belajar, ada tamu kelas langsung heboh dan sebagainya.
  6. Moral rendah, alat-alat belajar kurang, terjadi kesenjangan sosial dan sebagainya.
  7. Tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan.

Masalah diatas hanya sedikit, masih banyak masalah lainnya yang dihadapi sang guru, semua adalah tugas dan fungsi dari guru untuk membenahinya. Dan pastinya semua itu bisa dibenahi dengan pengelolaan kelas efektif.

Demikianlah tulisan ini. Pada tulisan selanjutkanya kita akan membahas Aplikasi sederhana dari pengelolaan kelas yang efektif. Masukan, kritikan dan saran tentunya sangat kami harapkan untuk memperdalam serta mempertajam tulisan ini. Keterkaitan guru dan anak tetap akan menjadi unsur vital dalam dunia pendidikan. Semua insan manusia adalah seorang guru sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing.

Bersambung !

businesscard12_1_102423

 

 

     

Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?