Hidup tanpa internet: Murid-murid Kalimantan belajar dengan radio di tengah-tengah pandemi

Guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, provinsi Indonesia di pulau Borneo yang berbatasan langsung dengan Malaysia, memanfaatkan siaran radio RRI untuk mengajar murid-murid mereka di rumah selama wabah COVID-19.

“Kami memiliki kondisi geografis yang berbeda di Sanggau. Tidak semua wilayah memiliki internet,” tutur Titik Kartikawati, salah seorang guru, dalam sebuah konferensi video memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei silam. Dia menambahkan masih banyak wilayah dengan “blank spot” alias tempat-tempat yang tidak tersentuh akses internet.

Sekolah-sekolah di Indonesia sudah tutup sejak 15 Maret, dan murid-murid diminta untuk belajar dari rumah demi menahan penyebaran virus corona. Murid-murid yang tinggal di tempat-tempat yang sudah memiliki akses internet dengan sigap mengikuti pelajaran dari guru-guru mereka melalui kelas virtual atau rekaman video. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah bekerja sama dengan stasiun televisi pelat merah TVRI untuk menawarkan siaran pelajaran. Namun, bagi mereka yang hidup tanpa fasilitas internet, listrik, ataupun TV, alternatif-alternatif tetap dibutuhkan.

Sekolah Titis menggunakan radio sebagai fasilitas belajar. Sekolah bekerja sama dengan stasiun radio nasional RRI untuk menyediakan program pendidikan berdurasi satu jam di mana para guru menyediakan materi pelajaran.

“Mulai dari Senin sampai Jumat, kami bergantian. Guru-guru memberikan materi pelajaran [melalui siaran radio],” ujar Titis, seperti dilansir Antara. Dia menambahkan semua murid memiliki akses terhadap siaran radio dan guru-guru dapat menghemat biaya sebab mereka tidak perlu membeli paket data tambahan guna menggunggah materi pelajaran ke internet.

Menurut Titis, orangtua-orangtua murid memiliki penghasilan rendah dari bertani dan akan kesulitan untuk membeli paket data internet.

Hamid Muhammad, yang bertindak sebagai direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah, mengatakan para guru harus bisa kreatif dalam menghadapi kendala internet dan listrik. “Kita harus memikirkan anak-anak yang tidak memiliki akses internet, listrik, atau televisi. Beberapa wilayah menggunakan radio lokal. Dalam momen seperti ini, guru-guru harus berinovasi,” ujar Hamid dalam sebuah konferensi pers

(Sumber Berita dan diterjemahkan dari : https://www.thejakartapost.com/news/2020/05/02/life-without-internet-bornean-students-learn-by-radio-during-pandemic.html )

Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?