Program Kartu Prakerja bagi mereka yang terkena dampak COVID-19

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan berbagai program bantuan sosial untuk membantu mereka yang terkena dampak dari pembatasan-pembatasan sosial yang dilaksanakan guna menghambat penyebaran wabah COVID-19 dari daerah-daerah yang terjangkit seperti Jakarta ke daerah-daerah lain.

Seperti dilansir The Jakarta Post, salah satu program tersebut, yakni program Kartu Prakerja, menyediakan akses latihan selama empat bulan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan akibat wabah COVID-19 yang telah melumpuhkan perekonomian negara.

Para pengamat menyarankan pemerintah untuk mengabarkan informasi mengenai Kartu Prakerja melalui layanan pesan singkat supaya manfaat-manfaat program tersebut dapat benar-benar mencapai mereka yang membutuhkan.

Per 15 April, sudah 2.9 juta orang menggunggah aplikasi mereka ke situs prakerja.go.id. Pemerintah akan mencairkan bantuan sebesar Rp 3,5 juta secara bertahap, dimulai dengan Rp 1 juta untuk mengambil kursus daring, Rp 2,4 juta untuk bantuan pascapelatihan, dan Rp 150.000 sebagai insentif untuk mengambil survei pekerjaan.

Setelah menambah anggaran program secara dua kali lipat menjadi Rp 20 triliun, pemerintah berencana untuk membantu 5.6 juta penerima bantuan, dengan fokus utama kepada mereka yang kehilangan pekerjaan, dan juga pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terkena dampak dari wabah.

Mengingat mayoritas dari promosi dan pendaftaran program dilakukan secara daring, sebagian besar dari calon penerima bantuan yang menjadi fokus dari program kemungkinan tidak dapat mengaksesnya karena hanya 64 persen dari populasi penduduk memiliki akses internet, menurut studi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahuan 2018.

Pemerintah, oleh karena itu, disarankan untuk bermitra dengan penyedia jasa layanan komunikasi untuk mendistribusikan informasi layanan tersebut kepada masyarakat. Menurut Luhur Bima dari           The SMERU Research Institute, pesan layanan masyarakat alias SMS lebih mungkin untuk mencapai masyarakat luas terutama mereka yang benar-benar membutuhkan program Kartu Pekerja.

“Kita perlu mengakui bahwa ada orang-orang yang memiliki literasi digital relatif rendah dan akses media populer terbatas, termasuk media sosial,” tutur Bima kepada The Jakarta Post. “Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan rukun warga [RT] dan rukun tetangga [RT] setempat untuk mencapai masyarakat yang kekurangan akses terhadap alat komunikasi modern.”

Menurut Palmira Permata Bachtiar, juga dari The SMERU Institute, penginformasian masyarakat melalui SMS juga lebih efektif mengingat banyak dari pekerja dan pemilik UMKM sudah banyak yang mudik.

“Tanpa adanya strategi komunikasi yang baik, orang-orang dapat terasing dari program Kartu Pekerja,” ujar Palmira kepada The Jakarta Post. “SMS dapat mencapai mereka-mereka yang tinggal di pedesaan.”

Ribuan penduduk telah meninggalkan ibukota sebelum pemerintah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) awal bulan ini untuk menghambat persebaran COVID-19. Pemerintah Jawa Tengah, misalnya, mencatat kedatangan 6.724 di tiga kota di provinsi tersebut per akhir Maret.

Data terakhir pada minggu ini menunjukkan 4.839 orang di seluruh Indonesia terjangkit penyakit COVID-19 di mana 459 meninggal dunia dan 426 dinyatakan sembuh.

Sejumlah perusahaan menutup pabrik-pabrik untuk mengikuti aturan pemerintah demi menghambat persebaran penyakit yang sangat menular itu. Akibatnya, hampir 2,7 juta orang orang kehilangan pekerjaan, menurut data BPJS Ketenagakerjaan, di mana lebih dari setengahnya diberikan cuti tidak berbayar.

Program Kartu Pekerja menyediakan akses kepada kursus daring atau tatap muka. Namun, hanya kursus-kursus daring yang saat ini tersedia, sesuai dengan aturan PSBB.

Program ini menawarkan 900 kursus mulai dari Bahasa Inggris untuk pemandu wisata, akuntasi, informatika dan manajemen bisnis, dengan kerjasama bersama delapan perusahaan, termasuk platform belajar Skill Academy dan bisnis niaga digital Tokopedia dan Bukalapak.

“Keadaannya tidak ideal selama wabah COVID-19 sebab banyak kursus tatap muka yang tidak bisa dilaksanakan,” ujar Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky. “Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas kepada masyarakat untuk mengakses kelas daring guna mengikuti protokol-protokol keselamatan COVID-19.”

Setelah menyelesaikan satu kursus, penerima bantuan program Kartu Prakerja yang berusia 18 tahun ke atas dan tidak menempuh pendidikan di universitas, terutama mereka yang belum menerima bantuan sosial apapun, akan menerima dana bantuan melalui transfer bank atau platform e-wallet seperti GoPay dan LinkAja. (asa)

Sumber berita = https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/15/text-messages-best-way-to-ensure-preemployment-card-program-reaches-targeted-recipients-experts.html

Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?